Selasa, 17 November 2009

Membuat Slogan dan Poster

Slogan

- Slogan merupakan perkataan / kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Slogan dapat digunakan dalam dunia periklanan dan dunia kampanye. Setiap slogan harus mengikuti jaman. Slogan juga dibuat untuk memacu semangat suatu kelompok atau menjadi cita-cita suatu lembaga / organisasi. Banyak daerah yang membuat slogan diakronimkan.

- Cara membuat slogan: Pahami fungsi slogan, pahami siapa khayalak yang menjadi tujuan utama slogan.

-Agar slogan selalu diingat orang: Slogannya harus brupa hal baru, unik, atau berupa gagasan besar. Gunakan permainan bunyi dalam kata, penggabungan kata, dan musikalitas pengucapan slogan seperti sebuah ungkapan yang dinyanyikan. Ungkapan slogan dalam bentuk satu kata / gabungan kata / kalimat pendek.

Poster

-Poster merupakan iklan / pengumuman yang diproduksi secara masal, biasanya dicetak / ditulis di atas kertas berukuran besar dan dipasang di tempat umum. Biasanya poster berisi gambar warna-warni, / ilustrasi dan juga teks pendek atau merek tertentu.

-pada umumnya poster memiliki tujuan komersial untuk mengiklankan produk atau mengumumkan suatu pentas hiburan. Terkadang poster juga berfungsi sebagai pengumuman untuk mendidik masyarakat, alat propaganda, atau murni suatu hasil karya seni tanpa maksud-maksud tersembunyi.

-Cara membuat poster: Tentukan konsep pokok yang akan dipublikasikan. Pahami kembali inti sari / pernyataan pokok. Tentukan ukuran poster. Tentukan unsur-unsur apa yang akan dibutuhkan dalam membuat poster. Lalu, buat sketsa poster, tulislah dengan huruf yang dapat dilihat dalam jarak 7-10 meter, kemudian diwarnai.

*Poster dan slogan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Biasanya kata-kata dalam poster berupa slogan, dan slogan biasanya dipublikasikan melalui poster.

Membuat Slogan dan Poster
Slogan
- Slogan merupakan perkataan / kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Slogan dapat digunakan dalam dunia periklanan dan dunia kampanye. Setiap slogan harus mengikuti jaman. Slogan juga dibuat untuk memacu semangat suatu kelompok atau menjadi cita-cita suatu lembaga / organisasi. Banyak daerah yang membuat slogan diakronimkan.
- Cara membuat slogan: Pahami fungsi slogan, pahami siapa khayalak yang menjadi tujuan utama slogan.
-Agar slogan selalu diingat orang: Slogannya harus brupa hal baru, unik, atau berupa gagasan besar. Gunakan permainan bunyi dalam kata, penggabungan kata, dan musikalitas pengucapan slogan seperti sebuah ungkapan yang dinyanyikan. Ungkapan slogan dalam bentuk satu kata / gabungan kata / kalimat pendek.
Poster
-Poster merupakan iklan / pengumuman yang diproduksi secara masal, biasanya dicetak / ditulis di atas kertas berukuran besar dan dipasang di tempat umum. Biasanya poster berisi gambar warna-warni, / ilustrasi dan juga teks pendek atau merek tertentu.
-pada umumnya poster memiliki tujuan komersial untuk mengiklankan produk atau mengumumkan suatu pentas hiburan. Terkadang poster juga berfungsi sebagai pengumuman untuk mendidik masyarakat, alat propaganda, atau murni suatu hasil karya seni tanpa maksud-maksud tersembunyi.
-Cara membuat poster: Tentukan konsep pokok yang akan dipublikasikan. Pahami kembali inti sari / pernyataan pokok. Tentukan ukuran poster. Tentukan unsur-unsur apa yang akan dibutuhkan dalam membuat poster. Lalu, buat sketsa poster, tulislah dengan huruf yang dapat dilihat dalam jarak 7-10 meter, kemudian diwarnai.

*Poster dan slogan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Biasanya kata-kata dalam poster berupa slogan, dan slogan biasanya dipublikasikan melalui poster.

GAGASAN UTAMA

Gagasan Utama dalam Paragraf

Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran bahasa Indonesia baik di SD, SMP, maupun SMA adalah mengenai Gagasan Utama dalam Paragraf. Nama lain dari gagasan utama adalah ide pokok, gagasan pokok, atau ide sentral. Jadi, kalian jangan bingung ketika membaca soal ataupun tulisan dengan menggunakan nama yang berbeda-beda ini. Pada dasarnya, mereka adalah satu, alias saudara kembar.

Apa yang dimaksud dengan gagasan utama itu?
Kita harus tahu bahwa setiap paragraf yang baik haruslah mempunyai gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema yang menjiwai paragraf tersebut. Artinya, paragraf yang bersangkutan hanya membahas tentang itu, bisa memperdalam, atau memberi contoh-contohnya.

Sifat gagasan utama adalah umum. Ketika membaca paragraf, temukan kalimat yang bermakna umum, jangan mencari yang maknanya khusus atau spesifik. Jika kamu sudah menemukannya, berarti kamu sudah mendapatkan gagasan utamanya. Tidak sulit bukan?

Selalu dan selalu dalam ulangan ataupun ujian nasional, ada pertanyaan mengenai gagasan utama ini. Berarti, ini adalah pokok bahasan yang penting. Pertanyaannya bisa berupa menanyakan letak gagasan utamanya, ataupun menanyakan apa gagasan utamanya.

Mari kita bahas satu per satu. Di manakah letak gagasan utama dalam sebuah paragraf? Kalian harus membayangkan sebuah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Karena sebenarnya syarat paragraf yang baik memang harus terdiri dari beberapa kalimat, di mana ada gagasan utama yang tertuang dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada beberapa kalimat penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.

Jadi, di manakah letak gagasan utamanya?
1. Di awal paragraf. Ini adalah tempat favorit gagasan utama. Bisa dikatakan, 75%-80% gagasan utama terletak di sini. Mengapa? Karena rupanya para penulis hampir selalu memulai paragrafnya dengan menuliskan gagasan utamanya, yaitu kalimat yang bersifat umum itu dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelas dari gagasan utama itu.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing.
Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

2. Di akhir paragraf. Banyak juga paragraf yang seperti ini. Artinya, paragraf itu dimulai dengan rincian, baru ditutup dengan pernyataan umum.
Contoh:
Ada orang yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.
Gagasan utamanya: Berbagai cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

3. Di awal paragraf dan diulang lagi di akhir paragraf. Paragraf yang seperti ini, berarti dimulai dengan pernyataan umum dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi. Pengulangan ini tidak sama 100%, tapi kata-kata yang dipergunakan kurang lebih sama.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk menyambut tahun baru.
Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

4. Di seluruh isi paragraf. Letak gagasan utama terakhir ini hanya didapati di dalam prosa/cerita-cerita. Itulah sebabnya paragraf yang seperti ini disebut 'paragraf deskriptif atau paragraf naratif'. Ingat kan arti narasi? Ya betul, narasi artinya cerita. Mengapa ada di seluruh isi paragraf? Itu pertanyaan yang bagus karena tahu sendiri, namanya juga cerita, jadi semua kalimatnya saling bertautan alias berhubungan. Jadi, tidak ada yang khusus berisi gagasan utama.
Contoh:
Salah satu kerinduan ibu saya adalah melihat kami, anak-anaknya, dapat menyelesaikan pendidikan dan mendapat pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan kami masing-masing. Di atas semua kerinduan itu, ia menanamkan kepada kami sikap yang takut akan Tuhan dan hati yang mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Ibu selalu mengajarkan. "Kalau bukan Tuhan yang menyertai dan memberkati usaha yang kita lakukan, maka semua usaha dan kekuatan yang kita kerahkan akan sia-sia. Karena itu, berdoalah untuk setiap hal yang sudah kita rencanakan dan mintalah tuntunan serta campur tangan-Nya.
Gagasan utamanya: Kerinduan dan ajaran ibu.

Membuat rangkuman materi paragraf atau alinea :

1. Pengertian paragraf :

Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.

2. Syarat paragraf yang baik :

1). Kepaduan paragraf

Yaitu kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Agar kalimat-kalimat bertahan secara logis dan padu maka menggunakan kata penghubung yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.

Kata penghubung intrakalimat : kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.

Contoh penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain-lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yaitu oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain-lain.

2). Kesatuan paragraf

Kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama diletakkan di awal paragraf ( deduktif ) atau di akhir paragraf ( induktif ).

3). Kelengkapan paragraf

Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama.

3. Pengembangan paragraf :

Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi.

1) Cara Pertentangan

Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

Contoh :

Indeks harga saham berguguran, nilai uang rupiah jatuh terhadap dollar AS, dan krisis itu mencekam dunia perbankan. Karena itu, amat dapat dimaklumi, prospek perekonomian 2009 dalam kacamata waktu itu sungguh buram.

Penjualan mobil pada Juni dan Juli 2009 sudah menyamai rata-rata penjualan bulanan sepanjang 2008. Sedangkan, produk utama ekspor kita-batu bara dan kelapa sawit-merasakan harga yang tidak terlalu buruk sehingga menghasilkan daya beli bagi daerah penghasil komoditas itu untuk produk-produk industry dari Jawa ( Kompas, 2009 : 6 ).

Indonesia dijadikan model dengan 90 persen penduduk berusia 15-54 tahun melek aksara. Akan tetapi, kalau prestasi ini tampaknya belum ada titik tamu dengan peringkat Indeks Pembangunan Manusia ( HDI ), itu belum merupakan simbiosis mutualistis ( Kompas, 2009 : 6 ).

2) Cara Perbandingan

Pengembangan paragraph dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.

Contoh :

Belasan wartawan Hongkong ini berkerumun di gerbang kantor penghubung Pemerintah China di Hongkong seraya menyanyikan slogan, “Kekerasan terhadap wartawan itu tindakan tak terpuji”. Tak seperti halnya di belahan di China, bekas Koloni Inggris ini memang maasih menjanjikan kebebasan hak-hak sipil serta tempat berkembangnya industri media. Selain dikenal “agresif” terhadap sejumlah kebijakan China, media pers Hongkong juga menyajikan liputan yang relatif tanpa sensor.

Sementara itu, Radio RTHK memberitakan, polisi Urumqi, ibu kota Propinsi Xinjiang, menahan dua jurnalisnya dan tiga wartawan Hongkong lainnya hari Minggu ( Kompas : 10 ).

3) Cara Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan anlogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakannya yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

Contoh :

Dana program kemitraan bina lingkungan badan usaha milik Negara, seperti Jamsostek, diminati para pekerja kreatif lapangan. Dengan dana tersebut, mereka mengembangkan warung ramah ( Kompas, 2009 : 21 ).

4) Cara contoh-contoh

Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.

Contoh :

Sebagian besar, hipertensi tidak memiliki penyebab khusus. Ada hipertensi yang muncul begitu saja karena orang tua mengalami hipertensi. Penyebab lain adalah karena penyakit-penyakit tertentu. Contohnya penyakit ginjal ( ginjal hipertensi ) da gangguan-gangguan hormon, tumor, kadar kolesterol tinggi, dan terkena diabetes dalam waktu lama membuat aliran darah menjadi tinggi dan menyebabkan kerusakan pada bagian dalam pembuluh darah. Kerusakan dan terjadinya endapan-endapan lemak di dalam darah menyebabkan pembuluh darah mengerut dan tekannya menyingkat ( Majalah Sekar : 99 ).

5) Cara Sebab Akibat

Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.

Contoh :

Wakil Ketua Kelompok Kerja Perempuan Majelis Rakyat Papua Frida Klasin mengungkapkan, masyarakat adat sudah terlalu lama mengalami perampasan hak dan terpinggirkan dalam kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, momentum konsultasi publik itu diharapkan menjadi titik tolak bagi keikutsertaan masyarakat adat dalam proses-proses perumusan kebijakan selanjutnya ( Kompas, 2009 : 21 ).

Banyak anggota DPR yang mangkir membuat rapat tidak mencapai kuorum sehigga tak bisa dilaksanakan. Padahal agenda rapat sangat penting dan perlu diselesaikan segera ( Kompas, 2009 : 4 )

6) Cara Definisi

Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraph dengan cara definisi.

Contoh :

Berdasarkan Kamus Besar bahasa Indonesia, arti arisan adalah kegiatan pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya. Undian dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.

7) Cara Klasifikasi

Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Contoh :

Menurut psikolog Andreas Hapsoro yang membuat para ibu sulit membedakan antara urusan kantor dan pribadi dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal atau persoalan pribadi yang dialami oleh ibu bekerja dan faktor eksternal atau di luar persoalan pribadi si ibu bekerja ( Majalah Sekar, 2009 : 30 ).

v Karangan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi

1. Narasi

Narasi adalah jenis karangab yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan.

Persoalan atau peristiwa dalam narasi :

· Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita.

· Di dalamnya ada tokoh yang diceritakan, baik manusia maupun bukan manusia.

2. Deskripsi atau Lukisan

· Bersifat informatif

· Tulisan didasarkan atas hasil pengamatan

· Pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (meniru kesan) penulis.

· Susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca.

3. Eksposisi atau Paparan

Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menerangkan suatu pokok masalah atau pikran yang dapat memperluas pengetahuan seseorang atau pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan data-data kesaksian, seperti gambar, grafik, statistik, dan sebagainya. Jika dalam deskripsi kesan subjektif pengarang tampak lebih menonjol, dalam eksposisi tidak.

4. Argumentasi

Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.

5. Persuasi

Persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isinya.

v Macam-macam paragraf :

a. Berdasarkan tujuannya

1). Paragraf Pembuka : Parafgraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

2). Paragraf Penghubung : Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang daripada alinea pembuka.

3). Paragraf Penutup : Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

b. Berdasarkan letak kalimat utama

1). Paragraf deduktif :

1. letak kalimat utama di awal paragraf

2. dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.

2). Paragraf induktif :

1. letak kalimat utama di akhir paragraf

2. diawali dwngan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.

3). Paragraf campuran :

1. letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf

2. kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.

c. Berdasarkan isi, antara lain :

1). Paragraf deskripsi : kalimat utama tak tercantum secara nyata tema paragraf tersifat dalam keseluruhan paragraf biasa dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.

2). Paragraf proses : tidak terdapat kalimat utama pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.

3). Paragraf efektif : paragraf efektif ialah alinea yang memenuhi ciri paragraf yang baik, alinea terdiri atas satu beberapa kalimat terdirei atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas tidak boleh ada kalimat sumbang ada koherensi antarkalimat.

Senin, 14 September 2009

BUKU HARIAN

Buku harian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Buku Harian atau Diary adalah catatan kejadian yang kita alami sehari-hari. Kita menulis kejadian yang mengesankan pada hari ini pada buku diary. Fungsi Diary adalah sebagai kenangan masa-masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai momento/sejarah kehidupan kita. Seiring dengan perubahan zaman yang terlalu cepat sehingga perubahan tersebut membuat individu semakin stress entah dengan kariernya atau keluarganya, Diary atau buku harian pun berubah fungsi dari sekedar menyimpan kenangan menjadi sebuah media untuk mencurahkan perasaan seseorang atas masalah yang dihadapinya. Menurut Alice D. Domar, menulis buku harian adalah sebuah langkah untuk mengungkapkan emosi dan perasaan kita dan membantu kita untuk merawat pikiran kita. Juga dengan berkembangnya teknologi, buku harian sekarang tidak hanya ditulis pada secarik kertas namun juga bisa berupa data di komputer atau notebook bahkan ada yang berupa fasilitas daring untuk menulis buku harian di interne

PIDATO

Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato Sambutan

A. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Tujuan Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

E. Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

F. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

majas perbandingan

Majas perbandingan

  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
  2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
  3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
  4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
  5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  6. Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.
  7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
  8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
  9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
  10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  11. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
  12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
  13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
  14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
  23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Majas sindiran

  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
  2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
  4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Majas penegasan

  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
  3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Majas pertentangan

  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

[sunting] Rujukan

Kamis, 28 Mei 2009

Selasa, 2008 Desember 23

Ringkasan Bahasa Indonesia: Puisi

Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna.

Unsur-unsur puisi :
  1. Tema yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis puisi. Tema tersirat dalam keseluruhan puisi.
  2. Rasa yaitu sikap penulis puisi terhadap pokok persoalan yang terkandung dalam puisi.
  3. Nada yaitu sikap penulis puisi terhadap pembacanya. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya.
  4. Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penulis puisi dalam puisinya.

Jenis puisi berdasarkan bentuknya :

  1. Puisi terikat yaitu puisi yang terikat oleh aturan-aturan bait, baris, dan rima. Contoh : pantun, syair, sonata,distikon, terzina, kuatrain, kuint, sektet, septima, dan okataf
  2. Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris, dan rima. Contoh : Puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, WS Rendra,Puisi kontemporer karangan Sutardji Calzuom Bachri

Kamis, 23 April 2009

BUKU HARIAN

BUKU HARIAN
Model-model menulis Buku Harian
Model-model menulis buku harian berdasarkan cara pengungkapannya dapat dibedakan atas:
a. berdasarkan hasil pemikiran
b. berdasarkan hasil perenungan atau perasaan
c. berdasarkan hasil pengalaman.
a. Berdasarkan Hasil Pemikiran
Biasanya orang menggunakan teknik ini jika ia ingin menuliskan sesuatu yang terpikirkan pada saat itu. Pikiran ataupun gambaran tentang sesuatu peristiwa,orang, tempat, waktu, bahkan mimpi pun dapat diungkapkannya. Hal-hal yang sulit dilupakan yang merupakan penggalan dari perjalanan hidup seseorang. Para penulis buku harian biasanya senang menggunakan teknik ini. Mengapa? Karena teknik ini dapat menggambarkan semua peristiwa yang dipikirkan penulisnya.
Contoh:
Aku hampir saja yakin bahwa pemerintah memperhatikan rakyatnya. Buktinya kini ada dana BOS yang dapat meringankan beban kedua orang tuaku membiayai sekolahku. Mungkin memang pemerintah mulai memikirkan rakyatnya.

b. Berdasarkan Hasil Perenungan:

Pada model ini penulis dapat menuangkan hasil perenungan dirinya atas suatu kejadian/peristiwa yang dialaminya baik yang menyenangkan, menjengkelkan, mengecewakan, ataupun menyakitkan hati yang dapat mengubah sifat atau karakter diri. Berdasarkan hasil perenungannya penulis dapat mengambil hikmah dari semua kejadian yang telah dialaminya. Misalnya jika penulis adalah seorang yang boros maka ia akan merenungkannya sehingga ia tidaklah boros lagi.

Seperti contoh yang ditulis Anton berikut ini.
Sepertinya aku ini termasuk orang yang boros. Bayangkan! Baru aja mami ngasih doku ke aku.
Memberi uang
Aku sudah habiskan itu semua. Ya, Allah berilah petunjuk-Mu
c. Berdasarkan Hasil Pengalaman
Pengalaman merupakan sesuatu hal yang sangat pribadi. Pengalaman akan sangat menarik bila dituliskan dengan sajian yang menarik. Tentunya kita harus mengingat kejadian apa yang kita alami dan sangat berkesan.

Perhatikan contoh berikut:
Wah, senangnya aku bisa ikut pemilihan cover girl versi SMP-ku. Coba bayangkan dari 50 peserta, aku bisa masuk final dan berada di peringkat kedua. Cuma hari ini aku sedih sebabnya doiku sakit jadi nggak bisa datang deh.

Manfaat Harian
a. Teman untuk mencurahkan hati (curhat)
b. Bahan biografi
c. Bahan cerita, bisa saja kita jadikan cerpen/novel
d. Cermin diri sebagai evaluasi diri
a. Teman untuk Mencurahkan Hati (Curhat)
Seringkalai kita sulit untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain karena bisa saja apa yang kita utarakan, teman atau orang lain tersebut tidak bisa menyimpan rahasia kita. Sepertinya sulit mencari orang yang benar-benar dapat kita percayai.
Buku harian dapat kita jadikan teman atau tempat untuk mencurahkan hati/perasaan kita, istilah sekarang Curhat. Mengapa tidak? Bila kita sudah mencurahkan segala isi hati kita, maka kita akan merasa lega.
b. Bahan Biografi

Buku harian dapat menjadi bahan biografi dan membagi pengalaman bagi orang yang membacanya. Buku harian yang bisa menjadi monumental misalnya: Catatan Harian Seorang Demonstran: Soe Hok Gie, bahkan difilmkan. Begitu pula dengan Buku Harian Anne Frank.
c. Bahan Cerita
Pelajaran bahasa Indonesia
Pelajaran Matematika
Tidak
Bagaimana
Menjemukan/membosankan
Benar-benar/sangat
Di masa sekarang ini banyak remaja yang mengangkat buku hariannya menjadi novel. Ada beberapa yang sudah difilmkan, misalnya: Eiffel I’m in Love.

c. Sebagai Evaluasi Diri/Cermin Diri
Buku harian yang kita tulis dapat sebagai bahan untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Dengan mengevaluasi diri, maka dapat menjadi cermin bagi diri kita untuk memperbaiki prilaku/perbuatan kita yang salah/ menyimpang. Dengan demikian, kita akan menjadi orang yang lebih baik di masa yang akan datang.


Pengertian Buku Harian:
Setiap orang dalam kehidupan ini pasti mengalami berbagai pengalaman. Ada yang menarik, menjengkelkan, mengecewakan, bahkan membuat putus asa. Semua pengalaman tersebut dapat saja diungkapkan/dicurahkan kepada orang lain. Apakah itu teman, orang tua, guru, atau siapa saja. Jika tidak ada seseorang yang dapat mencurahkan pengalaman, bisa juga perasaan, pemikiran, bahkan hasil perenungan, kita bisa menuliskannya pada buku harian.
Jika menganggap menulis buku harian adalah sesuatu yang bodoh dan membuang-buang waktu adalah salah besar. Betapa banyak orang yang menulis buku harian bisa menjadi terkenal. Seprti: Buku Harian Seorang Demonstran yang ditulis oleh Soe Hok Gie, belum lama ini difilmkan, dan filmnya cukup menarik perhatian kaum muda. Begitu juga, dengan Buku Harian Anne Frank yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku harian artinya buku tulis yang berisi catatan kegiatan yang harus dilakukan dari kejadian yang dialaminya setiap hari. Buku harian bisa merupakan buku catatan pribadi yang berisi catatan kejadian atau pengalaman seseorang yang dialami setiap hari.
Buku harian ada bermacam-macam. Ada yang bertanggal yang biasanya disebut agenda dan tidak bertanggal biasa disebut diary. Kata diary merupakan istilah bahasa Inggris untuk buku harian.
Tata cara Menulis Buku Harian
a. Catatlah pada buku diary yang tersedia, jika tidak ada.
b. Pada buku tebal agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama.
c. Gunakan tinta permanen agar tidak mudah luntur, dianjurkan menggunakan pulpen.
d. Cantumkan tanggal dan hari penulisan buku harian.
d. Usahakan tidak banyak menggunakan singkatan agar kita mudah memahami isi catatan harian kita.
e. Tulislah kejadian dengan segera untuk mengingatnya.
f. Tulislah catatan harian kita dengan jujur sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
g. Jika ada guntingan koran/majalah yang berhubungan dengan prestasi kita jangan lupa tempelkan pada buku harian kita.

Teknik Mengubah Buku Harian menjadi cerita
a. Berilah tanda pada catatan harian kita yang merupakan peristiwa penting dalam kehidupan kita
b. Rangkailah peristiwa-peristiwa tersebut secara kronologis
c. Kembangkan setiap peristiwa dengan imajinasi

Rabu, 01 April 2009

PIDATO

PIDATO
JENIS DAN METODE

Public speaking merupakan bagian kehidupan sosial umat manusia. Mereka saling berkomunikasi satu sama lain dalam suatu kesempatan atau forum-forum tertentu. Ada beberapa jenis public speaking yang kita kenal di antaranya adalah:
1. Khotbah. Berbicara di muka umum khususnya untuk tujuan penyampaian pesan-pesan agama.
2. Propaganda. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan ide dengan upaya keras meyakinkan pendengar.
3. Kampanye. Berbicara di muka umum untuk kelompok tertentu (partai) dengan mempengaruhi massa.
4. Penerangan. Berbicara di muka umum untuk menerangkan sesuatu, misalnya program, permasalahan, pembangunan dan lain sebagainya.
5. Agitasi. Berbicara di muka umum dengan tujuan untuk membakar semangat massa.
6. Orasi ilmiah. Berbicara di muka umum, khususnya untuk masyarakat ilmiah, yang dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan bahasa teoritis, ilmiah dan rasional.
7. Reportase. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan laporan tentang sesuatu kejadian secara terbuka.
Berbicara di muka umum bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang, namun bukan pula hal yang teramat sulit untuk dipelajari. Untuk dapat berbicara di muka umum dengan baik membutuhkan kesiapan mental dan memerlukan keterampilan dalam penggunaan kata-kata, bahasa, logat, mimik wajah, peralatan dan penguasaan materi. Jam terbang atau pengalaman seseorang dalam berbicara di muka umum sangat berpengaruh terhadap kualitas pembicaraannya. Sebagai pedoman yang kiranya dapat membantu, ada baiknya memperhatikan metode-metode public speaking berikut ini:
1. Metode langsung. Disebut dengan metode impromptu, yaitu berpidato secara langsung dengan mengandalkan kemampuan, kemahiran dan wawasan ilmu. Dilakukan tanpa persiapan yang memadai.
2. Metode naskah. Berbicara di muka umum dengan bantuan naskah atau teks tertulis yang telah dipersiapkan. Dapat kita jumpai dalam pidato kenegaraan, siaran televisi atau acara-acara resmi.
3. Metode hafalan. Berpidato dengan menghafal naskah atau teks yang telah dipersiapkan, khususnya dalam penggunaan bahasa.
4. Metode variatif. Menggabungkan ketiga metode sebelumnya. Dilakukan secara langsung dengan memperhatikan urut-urutan pembicaraan dan didukung persiapan naskah atau kerangka pidato. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang dipilih relatif bebas, namun isi pembicaraan berorientasi pada naskah.
SUSUNAN PEMBICARAAN

Menyusun pembicaraan di muka umum agar dapat menjelaskan permasalahan dan memuaskan pendengar memerlukan keterampilan tersendiri. Secara umum susunan pidato -khususnya dalam acara resmi- memiliki sistimatika sebagai berikut:

1. Pembukaan.
Islam mengajarkan agar pembicaraan kita bermanfaat dan mendapat rahmat Allah. Untuk itu pidato yang baik perlu dimulai dengan salam, memuji Allah, bersyahadat dan bershalawat kepada Rasulullah. Untuk membuka pembicaraan, disampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan berbicara yang diberikan, memperkenalkan diri dan menyampaikan secara ringkas pokok-pokok pembicaraan yang akan dibahas. Maksud dari pembukaan adalah untuk mengajak para hadirin memperhatikan pembicaraan dan mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi pada masalah yang akan disampaikan.

2. Isi bahasan.
Sebagai inti dari berbicara di muka umum atau berpidato, isi bahasan harus:
a. Disampaikan dengan jelas, sistimatis dan menggunakan bahasa efektif.
b. Memiliki kerangka pembicaraan yang urut dan dapat dimengerti oleh pendengar.
c. Membahas tema dengan disertai alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data dan analisa yang logis.
d. Untuk ceramah agama Islam, menyampaikan ayat-ayat Al Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan pembahasan.
Pada prinsipnya, seseorang yang berbicara di muka umum harus menyampaikan pokok-pokok bahasan dengan bahasa yang tepat dan ulasan yang memikat; jelas apa yang dia maksudkan, argumentatif dan dapat dimengerti para pendengarnya.

3. Penutup.
Merupakan rangkuman dan kesimpulan pembicaraan yang telah disampaikan. Menjadi klimaks dari pidato, sehingga memberi kesan yang kuat pada hadirin. Bilamana perlu disertai do’a dan harapan. Setelah itu diakhiri dengan permohonan ma’af bila ada kekhilafan dan ditutup dengan salam.
TEKNIK BERPIDATO

Untuk berbicara di muka umum diperlukan teknik-teknik tertentu yang harus dipahami. Bukan hanya teknik saat berbicara saja yang sangat penting, tapi persiapannya sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan.

1. Teknik mempersiapkan pidato.
a. Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul pidato.
b. Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya.
c. Menyusun pidato dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai.
d. Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya.
e. Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri.
f. Menghadiri forum sebelum acara dimulai.

2. Teknik melaksanakan Pidato
a. Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum.
b. Menyampaikan pidato dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai pendengar.
c. Menguraikan pidato secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).
d. Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin.
e. Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.
f. Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af.
g. Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.






PENUTUP

Kemampuan berbicara di muka umum (public speaking) sangat banyak manfaatnya, di antaranya membantu para da’i atau mubaligh dalam menda’wahkan Islam. Dengan keahliannya yang memukau seorang da’i dapat menerangkan Islam dengan jelas dan mudah mengajak jama’ah untuk meningkatkan iman dan taqwa.
Demikian pula bagi anggota dan pengurus Remaja Masjid, kemampuan public speaking sangat menunjang keberhasilan dalam berorganisasi. Karena dengan kemampuan berbicara di muka umum yang baik seorang aktivis Remaja Masjid dapat menjelaskan gagasannya, mengajukan usul, bertanya dan menyampaikan pendapat secara jelas serta memudahkannya dalam memimpin, memberi motivasi, melakukan koordinasi dan lain sebagainya

contoh wawancara

DAFTAR PERTANYAAN SEBAGAI PEDOMAN WAWANCARA
A. Analisis Lingkungan
1. Apa makna UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah (Otonomi Daerah)
terhadap keberadaan DISPARINKOM, khususnya dalam pengembangan SDM
di DISPARINKOM?
a. mendukung dan memberdayakan dinas
b. tidak ada bedanya
c. menghambat dan mempersulit gerak dinas
2. Apa makna Perda No.26/2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas di Gresik, terhadap kegiatan di Dinas Pariwisata Informasi dan
Komunikasi Gresik?
a. meningkatkan efektifitas dan efisiensi dinas
b. kurang ada dampaknya
c. memperlamban dan membebani aktivitas dinas
3. Apakah perubahan menyangkut susunan organisasi yang terjadi selama ini
anda pandang menguntungkan atau tidak?
a. sangat menguntungkan bagi organisasi
b. tidak ada bedanya
c. tidak menguntungkan bagi organisasi
4. Bagaimana kebutuhan SDM di DISPARINKOM dan tantangannya dalam
menghadapi era otonomi Daerah di masa depan?
a. sudah memenuhi kebutuhan dalam rangka otonomi
b. biasa saja
c. masih jauh dari harapan otonomi
5. Bagaimana strategi anda menghadapi perubahan lingkungan, baik menyangkut
perubahan struktur akibat perda, maupun tuntutan dalam era otonomi daerah
dalam mengembangkan kompetensi SDM di DISPARINKOM Gresik?
a. aktif dalam usaha meningkatkan kompetensi pribadi
8 1
b. ikut apa kata organisasi
c. tidak ada strategi khusus
6. Uang seringkali menjadi kendala dalam setiap kegiatan. Bagaimana anda
memandang sumber daya keuangan dalam DISPARINKOM ini dalam
pengembangan SDM di masa depan?
a. sudah cukup memadai
b. kurang memadai
c. sama sekali kurang
7. Bagaimana cara anda menggali sumber keuangan yang ada?
a. selalu mencari terobosan mendapatkan sumber-sumber baru
b. memanfaatkan apa yang sudah digariskan APBD
c. lebih baik mengurangi aktifitas dari pada harus menanggung beban
8. Masalah uang dalam dinas pemerintah, selalu terkait dengan pihak lain, seperti
DPRD, bagaimana anda memaksimalkan semua potensi untuk meyakinkan
DPRD dalam memperoleh sumber dana yang memadai bagi kepentingan dinas
anda?
a. menjalin kerjasama anggota DPRD
b. membuat program yang realitis
c. membuat anggaran yang tidak memberatkan
9. Bagaimana anda mengalokasikan dana yang ada, khususnya dalam
pengembangan SDM?
a. mengutamakan untuk kesejahteraan pegawai
b. mengutamakan pendidikan dan latihan
c. memberikan dana bantuan bagi pegawai yang kursus
10. Bagaimana sikap anda bila keuangan tidak mampu membiayai pengembangan
SDM yang diprogramkan?
a. terpaksa membatalkan program
b. mencari dana tambahan yang sah
c. membuat prioritas program
11. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap dunia pariwisata di Gresik?
a. mendukung
8 2
b. sedang
c. tidak mendukung
12. Apakah masyarakat Gresik mengikuti informasi yang disampaikan oleh UPTD
anda?
a. sering
b. jarang
c. tidak pernah
13. Apakah ada gangguang nilai dan norma sosial dalam pengembangan
pariwisata di Gresik?
a. ada
b. jarang
c. tidak tahu
14. Apakah keberadaan pariwisata di Gresik membantu perekonomian
masyarakat?
a. ya
b. cukup
c. tidak
15. Apakah masih banyak budaya atau obyek wisata yang belum digali untuk
pariwisata Gresik di masa depan?
a. Ya
b. Jarang
c. Tidak
A. Analisis Organisasional
1. Bagaimana gaya kepemimpinan atasan anda? Demokratis atau tidak? Apakah
memberi keleluasaan anda bekerja?
a. demokratis
b. biasa saja
c. mengekang
2. Bagaimana suasana hubungan antara pegawai dalam organisasi?
a. baik dan akrab
8 3
b. terkotak-kotak dalam kelompok masing-masing
c. kurang begitu akrab
3. Bagaimana sikap anda (pegawai) terhadap program pembentukan manusia
pariwisata?
a. sangat setuju, karena itu yang menjadi prioritas
b. kurang adil, karena tidak memperhatikan yang bagian komunikasi
c. tidak begitu mengesankan
4. Bagaimana penilaian anda mengenai situasi kerja di bagian anda masingmasing?
a. sangat kondusif dan membuat senang bekerja
b. biasa saja
c. kurang nyaman
5. Bagaimana perlakukan organisasi terhadap anda?
a. sangat memperhatikan kebutuhan pegawai
b. biasa saja
c. tidak peduli
B. Kompetensi Manusia Pariwisata
1. Program apa saja yang anda ikuti dalam meningkatkan kemampuan yang anda
miliki, khususnya menyangkut pelaksanaan tugas kerja anda?
a. pendidikan dan pelatihan di bidang yang sedang diemban
b. diklat di luar
c. jarang mengikuti
2. Apakah anda tahu maksud manusia pariwisata? Tolong jelaskan!
a. mengetahui
b. sedikit
c. tidak tahu
3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh manusia pariwisata di
DISPARINKOM Gresik?
a. kemampuan pariwisata dan komunikasi
8 4
b. kemampuan pariwisata, karena itu lebih utama
c. komunikasi, karena merupakan syarat pariwisata
4. Bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan kompetensi SDM di
DISPARINKOM Gresik?
a. sering-sering melakukan diklat
b. diberi dana yang cukup untuk kursus bagi pegawai
c. memberi hadiah kepada yang berprestasi
5. Apakah program peningkatan kompetensi yang ada sudah sesuai dengan
kebutuhan, kondisi organisasi serta tuntutan masyarakat? Jelaskan!
a. sudah
b. cukup
c. belum
6. Apakah anda mencintai pekerjaan anda di bidang pariwisata?
a. ya
b. sedang
c. tidak
8 5
Lampiran 2:
Untuk mendapatkan informasi yang lebih beragam, rinci, dan lengkap, dalam
proses pengumpulan data diperlukan wawancara yang didukung oleh catatan
lapangan seperti berikut:
Nama :
Jabatan :
No.Responden :
Waktu Kontak : Tempat:
Keterangan tambahan :
Soal A2………………………………..(contoh)
Manusia pariwisata ……………………………………(contoh)
8 6

Rabu, 18 Maret 2009

KALIMAT TUNGGAL

TATA KALIMAT
Sumber: www.belajar-gratis.com

I. PENGENALAN INTIFRASE UNTUK MENGETAHUI INTI MAKNA

Frase: Satuan gramatikal (himpunan kata) yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi fungsi S, P, O, dan K.

Untuk mengetahui intifrase tidaklah sulit, demikian pula untuk mengetahui inti makna, keduanya saling berkait dan saling bersesuaian. Dimana titik (inti) makna berada disitulah intifrasenya.

Jadi untuk mengetahui inti frase harus dipahami dulu makna frase tersebut :

Contoh:
1. selalu banyak alasan
2. rumah yang indah
3. tidak jadi pergi
4. orang yang tinggi besar
5. cantik sekali

II. PERBANDINGAN POLA PEMBENTUKAN FRASE

Pola frase yang sering dibahas dan ditanyakan dalam tes-tes, berdasarkan kelas atau jenisnya :

-Frase Nominal :

-gedung sekolah
-surat kabar harian
-pertunjukan drama

-Frase Verbal :

-sedang makan
-sudah pergi
-terlalu belajar

-Frase Adjektival :

-sangat cantik
-agak malas
-terlalu berat

-Frase Adverbial :

-kemarin siang
-tadi malam
-bulan depan

-Frase Preposisional :

-di Jakarta
-dari Surabaya
-untuk adiknya

III. PERBANDINGAN POLA KALIMAT

1.

Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S,P) atau satu klausa saja.

Contoh :

-

Ayah seorang guru SMP.

-

Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.

-

Ibu sakit.

Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola kalimat baru.

2.

Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S,P) dan keduanya saling bergantung atau sama derajatnya.

Contoh :

-

Ayah membaca buku, Ibu memasak di dapur

-

Tuti tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik

-

Rudi tidak saja melihat, bahkan ia yang pertama kali menolong korban itu

3.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri dari dua atu lebih unsur inti (rangkaian S,P) dan salah satu unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain.

Contoh :

-

(karena) ibu sakit, ayah memasak

-

Toni datang (ketika) saya sedang mandi

-

(Walaupun) orang tuanya melarang, ia tetap berangkat

Keterangan :

1.

Klausa yang dilekati konjungsi dinamakan anak kalimat, sedang yang tidak dilekati dinamakan induk kalimat.

2.

Perbandingan pola kalimat berdasarkan jenis kata atau fungsi dapat anda ingin pola dasar kalimat bahasa indonesia.

IV. PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN

Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkaian unsur inti (S, P). Perluasan dari kalimat tunggal biasanya tidak melampaui batas (S, P) atau tidak membentuk pola kalimat baru.

Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :
Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.
Kalimat intinya: Orang itu pamanku.

Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.
Kalimat intinya: Ia berlari.

Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa gatra/jabatan kalimat terbagi sebagai
berikut:
-Gatra inti: Subjek dan Predikat
-Gatra tambahan: Objek (tambahan erat), Keterangan (tambahan longgar).

Dengan demikian penentuan kalimat inti segera dapat diketahui dengan mengambil Subjek dan Predikat intinya.

Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut :
- bersusun S/P
- terdiri atas dua kata (S bisa ditambah ini, itu)
- kalimat berita
- positif

Dari dua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat inti dari kalimat perluasan
adalah rangkaian dari subjek inti (yang dipokokkan) dengan predikat inti (yang
menerangkan pokok).

V. PENENTUAN KEEFEKTIFAN KALIMAT

Kalimat efektif yang sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya, antara
pikiran pembaca dengan pikiran penulisnya.

Dasar-dasar penguasaan kebahasaan yang mendukung keefektifan kalimat antara
lain : kosa kata yang tepat, kaidah sintaksis, dan penalaran yang logis.

Bandingkan :
- Walaupun ia tidak sekolah namun semangatnya berkobar.
- Ia tidak pernah sekolah namun semangatnya berkobar.
- Walaupun ia tidak pernah sekolah semangatnya berkobar.
- Di Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.
- Solo diselenggarakan perayaan sekaten.
- Di Solo diselenggarakan perayaan sekaten.
- Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.

Dari contoh-contoh tersebut manakah yang termasuk kalimat efektif ?

VI. PERLUASAN KALIMAT DAN TRANSFORMASI KALIMAT

1.

Perluasan Kalimat
Perluasan kalimat, diawali dari kalimat yang mengandung dua unsur pusat, kemudian ditambah satu unsur tambahan atau lebih.

Karena predikatnya tergolong transitif, maka kehadiran objek menjadi wajib. Apabila kalimat tersebut diperluas, bisa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti :

2.

Transformasi Kalimat
Kalimat Transformasi : kalimat yang telah berubah struktur gramatikalnya dari kalimat inti menjadi struktur gramatikal baru.

Transformasi kalimat bisa ditempuh dengan cara :

a. Perluasan :

Kami pergi. (inti)
Kami belum akan pergi ke sana.
(transformasi) ? kalimat luas.

b. Pengurangan :

Kota ini indah. (inti)
Kota ini.
(transformasi) ? kalimat Elips.

c. Permutasi :

Siti belajar. (inti)
Belajar Siti.
(transformasi) ? kalimat Inversi.

d. Pengubahan :

Ibu sakit. (inti)
Ibu Sakit ? (transformasi) ? kalimat Tanya
Budi turun ! (transformasi) ? kalimat Perintah

VII. KATA PENGHUBUNG KALIMAT

- tetapi, meskipun, walaupun, namun

: mempertentangkan

- atau

: memilih

- bahkan, sekalipun

: menguatkan

- dan

: menambah, menyetarakan

- sehingga

: menyimpulkan

VIII. FUNGSI KATA DALAM KALIMAT

- sejak, lalu, kemudian, seketika itu

: waktu

- dimana, di sana, di dalam

: tempat

- untuk, agar, supaya

: fungsi

- karena, sebab

: sebab-akibat

Home | Kembali ke atas | Buka File/Print

Jumat, 13 Maret 2009

KONTRADIKSI

Kau gadis manis jelmaan bidadari

Dan aku persis monyet yang belum mandi

Matamu benung sebening air surgawi

Mataku keruh sekeruh kencing sapi

Kau tersenyum semua lelaki pada kepikut

Aku tersenyum semua gadis pada semaput

Suaramu melengking tinggi dan elok

Suaraku bernada minor seperti suara kodok

Gayamu selalu renyah dan renyai

Gayaku adalah gaya seekor cacing yang sedang lunglai

Aroma ditubuhmu membuat lelaki bernafas terus

Dan bajuku sedap oleh bau kotoran tikus

Tapi apakah kita masih bisa saling bercita ?

TAK LAGI

Tak ada lagi yang bisa kuharapkan

Ketika berdiri ditengah tembok ini

Karena namaku

Telah terpetakkan

Entah untuk yang keberapa kali

Waktu demi waktu

Terbaca satu-satu

Dan

Engkaupun tinggal menunggu waktu

Kapan ajal ketemu

Kini

Aku hanya bisa berkata

“ Tak lama “

Kau akan mandi kesumatku

MADAH RESAH GARONG BEKAS

Dulu saudara!!

Aku adalah seorang garong

Pemetik hidup dari ujung belati

Saudara!!

Aku mau bermadah

Dengarlah dengan bersih hati bocah

Ketika aku disana

Wajah tengadah hati bernyanyi

Hidup memang harus begini

Terpaut buntut tak ter henti

Pak Polisi !!!

Beri aku surat martabat penyambung hayat

Pak Polisi !!!

Hatiku tiada nikmat

Kerja laknat muncrat dari mulu yang hamoir sekarat

Dan

“Angkat bahu”

Jawab pak Polisi tak mau tahu

Saudara!!

Ketika aku dipenjara

Dating dan berkatalah seorang pekabar kabar gembira

“ ANAKKU KERAJAAN SURGA SUDAH DEKAT BERJAGA-JAGALAH’

Saudara !!

Mengapa kabar gembira hanya dimoncong belaka ??

Mana kerja dan buktinya ??

Aku hanya mencicil bila makan injil

Dan pada manusia aku berkata

“ Aku seorang baik-baik saudara “

Marilah ikut aku serta

Mereka tertawa!

Tertawa saudara !!

Tersis\rat artian dari tawa mereka

Haiiiiiii….oooo…iiii

Jangan percaya omong kosong monyong garong

Tetapi kata-kata Rendra menyapa

“ Dan pada penjahat paling laknat

Pandanglah dari jendela hati paling bersih

Karma hati,hati sudah mati

sana sini kosong sepi

Saudaraku

Itulah madahku

Kapan aku jadi temanmu ???