Rabu, 18 Maret 2009

KALIMAT TUNGGAL

TATA KALIMAT
Sumber: www.belajar-gratis.com

I. PENGENALAN INTIFRASE UNTUK MENGETAHUI INTI MAKNA

Frase: Satuan gramatikal (himpunan kata) yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi fungsi S, P, O, dan K.

Untuk mengetahui intifrase tidaklah sulit, demikian pula untuk mengetahui inti makna, keduanya saling berkait dan saling bersesuaian. Dimana titik (inti) makna berada disitulah intifrasenya.

Jadi untuk mengetahui inti frase harus dipahami dulu makna frase tersebut :

Contoh:
1. selalu banyak alasan
2. rumah yang indah
3. tidak jadi pergi
4. orang yang tinggi besar
5. cantik sekali

II. PERBANDINGAN POLA PEMBENTUKAN FRASE

Pola frase yang sering dibahas dan ditanyakan dalam tes-tes, berdasarkan kelas atau jenisnya :

-Frase Nominal :

-gedung sekolah
-surat kabar harian
-pertunjukan drama

-Frase Verbal :

-sedang makan
-sudah pergi
-terlalu belajar

-Frase Adjektival :

-sangat cantik
-agak malas
-terlalu berat

-Frase Adverbial :

-kemarin siang
-tadi malam
-bulan depan

-Frase Preposisional :

-di Jakarta
-dari Surabaya
-untuk adiknya

III. PERBANDINGAN POLA KALIMAT

1.

Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S,P) atau satu klausa saja.

Contoh :

-

Ayah seorang guru SMP.

-

Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.

-

Ibu sakit.

Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola kalimat baru.

2.

Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S,P) dan keduanya saling bergantung atau sama derajatnya.

Contoh :

-

Ayah membaca buku, Ibu memasak di dapur

-

Tuti tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik

-

Rudi tidak saja melihat, bahkan ia yang pertama kali menolong korban itu

3.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri dari dua atu lebih unsur inti (rangkaian S,P) dan salah satu unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain.

Contoh :

-

(karena) ibu sakit, ayah memasak

-

Toni datang (ketika) saya sedang mandi

-

(Walaupun) orang tuanya melarang, ia tetap berangkat

Keterangan :

1.

Klausa yang dilekati konjungsi dinamakan anak kalimat, sedang yang tidak dilekati dinamakan induk kalimat.

2.

Perbandingan pola kalimat berdasarkan jenis kata atau fungsi dapat anda ingin pola dasar kalimat bahasa indonesia.

IV. PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN

Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkaian unsur inti (S, P). Perluasan dari kalimat tunggal biasanya tidak melampaui batas (S, P) atau tidak membentuk pola kalimat baru.

Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :
Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.
Kalimat intinya: Orang itu pamanku.

Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.
Kalimat intinya: Ia berlari.

Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa gatra/jabatan kalimat terbagi sebagai
berikut:
-Gatra inti: Subjek dan Predikat
-Gatra tambahan: Objek (tambahan erat), Keterangan (tambahan longgar).

Dengan demikian penentuan kalimat inti segera dapat diketahui dengan mengambil Subjek dan Predikat intinya.

Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut :
- bersusun S/P
- terdiri atas dua kata (S bisa ditambah ini, itu)
- kalimat berita
- positif

Dari dua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat inti dari kalimat perluasan
adalah rangkaian dari subjek inti (yang dipokokkan) dengan predikat inti (yang
menerangkan pokok).

V. PENENTUAN KEEFEKTIFAN KALIMAT

Kalimat efektif yang sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya, antara
pikiran pembaca dengan pikiran penulisnya.

Dasar-dasar penguasaan kebahasaan yang mendukung keefektifan kalimat antara
lain : kosa kata yang tepat, kaidah sintaksis, dan penalaran yang logis.

Bandingkan :
- Walaupun ia tidak sekolah namun semangatnya berkobar.
- Ia tidak pernah sekolah namun semangatnya berkobar.
- Walaupun ia tidak pernah sekolah semangatnya berkobar.
- Di Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.
- Solo diselenggarakan perayaan sekaten.
- Di Solo diselenggarakan perayaan sekaten.
- Solo menyelenggarakan perayaan sekaten.

Dari contoh-contoh tersebut manakah yang termasuk kalimat efektif ?

VI. PERLUASAN KALIMAT DAN TRANSFORMASI KALIMAT

1.

Perluasan Kalimat
Perluasan kalimat, diawali dari kalimat yang mengandung dua unsur pusat, kemudian ditambah satu unsur tambahan atau lebih.

Karena predikatnya tergolong transitif, maka kehadiran objek menjadi wajib. Apabila kalimat tersebut diperluas, bisa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti :

2.

Transformasi Kalimat
Kalimat Transformasi : kalimat yang telah berubah struktur gramatikalnya dari kalimat inti menjadi struktur gramatikal baru.

Transformasi kalimat bisa ditempuh dengan cara :

a. Perluasan :

Kami pergi. (inti)
Kami belum akan pergi ke sana.
(transformasi) ? kalimat luas.

b. Pengurangan :

Kota ini indah. (inti)
Kota ini.
(transformasi) ? kalimat Elips.

c. Permutasi :

Siti belajar. (inti)
Belajar Siti.
(transformasi) ? kalimat Inversi.

d. Pengubahan :

Ibu sakit. (inti)
Ibu Sakit ? (transformasi) ? kalimat Tanya
Budi turun ! (transformasi) ? kalimat Perintah

VII. KATA PENGHUBUNG KALIMAT

- tetapi, meskipun, walaupun, namun

: mempertentangkan

- atau

: memilih

- bahkan, sekalipun

: menguatkan

- dan

: menambah, menyetarakan

- sehingga

: menyimpulkan

VIII. FUNGSI KATA DALAM KALIMAT

- sejak, lalu, kemudian, seketika itu

: waktu

- dimana, di sana, di dalam

: tempat

- untuk, agar, supaya

: fungsi

- karena, sebab

: sebab-akibat

Home | Kembali ke atas | Buka File/Print

Jumat, 13 Maret 2009

KONTRADIKSI

Kau gadis manis jelmaan bidadari

Dan aku persis monyet yang belum mandi

Matamu benung sebening air surgawi

Mataku keruh sekeruh kencing sapi

Kau tersenyum semua lelaki pada kepikut

Aku tersenyum semua gadis pada semaput

Suaramu melengking tinggi dan elok

Suaraku bernada minor seperti suara kodok

Gayamu selalu renyah dan renyai

Gayaku adalah gaya seekor cacing yang sedang lunglai

Aroma ditubuhmu membuat lelaki bernafas terus

Dan bajuku sedap oleh bau kotoran tikus

Tapi apakah kita masih bisa saling bercita ?

TAK LAGI

Tak ada lagi yang bisa kuharapkan

Ketika berdiri ditengah tembok ini

Karena namaku

Telah terpetakkan

Entah untuk yang keberapa kali

Waktu demi waktu

Terbaca satu-satu

Dan

Engkaupun tinggal menunggu waktu

Kapan ajal ketemu

Kini

Aku hanya bisa berkata

“ Tak lama “

Kau akan mandi kesumatku

MADAH RESAH GARONG BEKAS

Dulu saudara!!

Aku adalah seorang garong

Pemetik hidup dari ujung belati

Saudara!!

Aku mau bermadah

Dengarlah dengan bersih hati bocah

Ketika aku disana

Wajah tengadah hati bernyanyi

Hidup memang harus begini

Terpaut buntut tak ter henti

Pak Polisi !!!

Beri aku surat martabat penyambung hayat

Pak Polisi !!!

Hatiku tiada nikmat

Kerja laknat muncrat dari mulu yang hamoir sekarat

Dan

“Angkat bahu”

Jawab pak Polisi tak mau tahu

Saudara!!

Ketika aku dipenjara

Dating dan berkatalah seorang pekabar kabar gembira

“ ANAKKU KERAJAAN SURGA SUDAH DEKAT BERJAGA-JAGALAH’

Saudara !!

Mengapa kabar gembira hanya dimoncong belaka ??

Mana kerja dan buktinya ??

Aku hanya mencicil bila makan injil

Dan pada manusia aku berkata

“ Aku seorang baik-baik saudara “

Marilah ikut aku serta

Mereka tertawa!

Tertawa saudara !!

Tersis\rat artian dari tawa mereka

Haiiiiiii….oooo…iiii

Jangan percaya omong kosong monyong garong

Tetapi kata-kata Rendra menyapa

“ Dan pada penjahat paling laknat

Pandanglah dari jendela hati paling bersih

Karma hati,hati sudah mati

sana sini kosong sepi

Saudaraku

Itulah madahku

Kapan aku jadi temanmu ???

KALIMAT MAJEMUK

Kalimat Majemuk = Kalimat tersusun

Ada 4 macam kalimat majemuk/kalimat tersusun, yakni kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda.Yang akan masuk dalam pengajian adalah kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

A. Kalimat Majemuk setara
a. Batasan
Kalimat majemuk setara dalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapakalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masisng-masing dapat berdiri sendri.
b. Pembagian kalimat majemuk setara
1. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya
Contoh:
Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang
Catatan:
a. Kata-kata yang penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara sejalan ialah: dan, dan lagi, lagi pula, sedang, sedangkan, lalu, kemudian.
b. Dalam meguraikan menurut jabatannya, hendaknya selalu dibiasakan menempuh cara-car sebagai berikut:
1. Kalimat yang hendak diuraikan dikutip lebih dahulu.
2. Memberi nama kalimat yang akan diuraikan.
3. Kemudian baru bagian-bagian kalimat diuraikan menurut jabatannya sebagai berikut:
a. Kata-kata yang hendak diuraikan ditempatkan di sebelah kiri.
b. Jabatan-jabatan kalimat ditempatkan di sebelah kanan.


Contoh uraian kalimat:
Juminten pergi ke pasar, Norif berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara sejalan.
II. a. Juminten pergi ke pasar.
Juminten = subjek
Pergi = predikat
Ke pasar = keterangan tempat
b. Norif berangkat ke bengkel
Norif = subjek
Berangkat = predikat
ke bengkel = keterangan tempat
c. Ganes pergi ke kebun binatang.
a. Ganes = subjek
b. pergi = predikat
c. ke kebun binatang = keterangan tempat

2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan.
Contoh:
Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
Catatan:
a. Kata-kata penhubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara berlawanan antara lain ialah: sedangkan, tetapi, melainkan, padahal, hanyalah, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, jangankan, namun.
b. Contoh uraian kalimat:
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara berlawanan
II. a. Rahmad berani
Rahmad = subjek
Berani = predikat
b. ia tidak mau bertengkar.
Ia = subjek
tidak mau bertengkar = predikat

3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh:
Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Anak itum luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit.
Catatan:
a. Kata-kata penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat antara lain ialah: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga, maka.
b. Contoh uraian kalimat
Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
II. a. Roy Martien ditahan
Roy Martien = subjek
ditahan = predikat
b. ia telah membawa sabu-sabu.
Ia = subjek
telah membawa = predikat
sabu-sabu = objek

B. Kalimat Majemuk Bertingkat
a. Batasan
Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain.

b. Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri.
Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat.
Contoh:
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat.

c. Macam Anak Kalimat
Ada bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Hal itu bergantung kepada bagian kalimat tunggal mana yang diubh/ digantinya. Karena itu macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat diperinci sebagai berikut:

1. Anak kalimat pengganti subyek
Contoh:
Siapa bersalah, akan dihukum.
Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
Contoh uraian kalimat:
Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
G Kalimat tersebut ialah kalimat majemuk bertingkat
G A. Telah ditangkap polisi = induk kalimat
Ditangkap = predikat
Polisi = obyek/ pelengkap pelaku
Telah = keterangan waktu/ keterangan modalitas.
B. Yang mencuri sepeda saya = anak kalimat pengganti subyek
Yang = subyek
Mencuri = predikat
Sepeda saya = obyek/ pelengkap penderita
Catatan:
Tiap kali hendak menguraikan kalimat majemuk bertingkat, hendaknya lebih dulu diusahakan mencari/ menyelidiki kalimat tunggal mana yang menjadi asal kalimat majemuk bertingkat itu. Dengan cara itu kita akan mudah mencari induk kalimat dan anak kalimat dari kalimat majemuk bertingkat yang hendak kita uraikan.
2. Anak kalimat pengganti predikat
Anak kalimat pengganti predikat hanya terdapat pada kalimat nominal.
Contoh:
Rumah itu batu. (kalimat tunggal)
Rumah itu bahannya terbuat dari benda keras. (kalimat majemuk bertingkat)
3. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita
Contoh:
Basir mencintai Nova. (kalimat tunggal)
Basir mencintai yang sangat dikasihinya. (kalimat majemuk bertingkat)
4. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku
Contoh:
Ali ditikam oleh penjahat. (kalimat tunggal)
Ali ditikam oleh orang yang menggedor pintu rumahnya semalam. (kalimat majemuk bertingkat)
5. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penyerta
Contoh:
Norief memberikan uang kepada anaknya. (kalimat tunggal)
Norief memberikan uang kepada yang menumpang di Surabaya. (kalimat majemuk bertingkat)
6. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap berkata depan
Contoh:
Ia rindu kepada ibunya. (kalimat tunggal)
Ia rindu kepada yang memeliharanya sejak kecil. (kalimat majemuk bertingkat)
7. Anak kalimat pengganti obyek pasangan
Contoh:
Kami telah berunding dengan Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. (kalimat tunggal)
Kami telah berunding dengan yang memimpin negara Indonesia. (kalimat majemuk bertingkat)
8. Anak kalimat pengganti obyek alat
Contoh:
Norief bersenjatakan pena. (kalimat tunggal)
Norif bersenjatakan yang dibuat untuk menulis. (kalimat majemuk bertingkat)
9. Anak kalimat pengganti keterangan tempat
Contoh:
Henny pergi ke pasar. (kalimat tunggal)
Henny pergi ke yang dikunjungi orang tiap hari. (kalimat majemuk bertingkat)
10. Anak kalimat pengganti keterangan waktu
Contoh:
Anis datang kemarin. (kalimat tunggal)
Anis datang ketika orang sedang sholat. (kalimat majemuk bertingkat)
11. Anak kalimat pengganti keterangan sebab
Contoh:
Basir tidak berkuliah karena sakit. (kalimat tunggal)
Basir tidak berkuliah karena jiwanya terganggu. (kalimat majemuk bertingkat)
12. Anak kalimat pengganti keterangan alasan
Contoh:
Saya tidak pergi karena hujan. (kalimat tunggal)
Saya tidak pergi karena suasana yang tidak mengizinkan. (kalimat majemuk bertingkat)
13. Anak kalimat pengganti keterangan akibat
Contoh:
Basir dianiaya sehingga sakit. (kalimat tunggal)
Basir dianaya sehingga badannya terbaring. (kalimat majemuk bertingkat)
14. Anak kalimat pengganti keterangan alat
Contoh:
Ia menikam dengan pisau. (kalimat tunggal)
Ia menikam dengan yang dibelinya kemarin. (kalimat majemuk bertingkat)
15. Anak kalimat pengganti keterangan asal
Contoh:
Sepatunya Norief terbuat dari emas. (kalimat tunggal)
Sepatunya Norief terbuat dari bahan yang diinginkannya. (kalimat majemuk bertingkat)
16. Anak kalimat pengganti keterangan syarat
Contoh:
Kalau begitu, saya tidak mau mengajak . (kalimat tunggal)
Kalau kamu nakal, saya tidak mau mengajak. (kalimat majemuk bertingkat)
17. Anak kalimat pengganti keterangan tujuan
Contoh:
Tora Sudiro belajar keras agar lulus. (kalimat tunggal)
Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai. (kalimat majemuk bertingkat)
18. Anak kalimat pengganti keterangan kualitas
Contoh:
Boneng tersenyum manis. (kalimat tunggal)
Boneng tersenyum seperti yang kita lihat. (kalimat majemuk bertingkat)
19. Anak kalimat pengganti keterangan perihal
Contoh:
Dengan tertawa ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat tunggal)
Dengan mulut tertawa lebar ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat majemuk bertingkat)
20. Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan
Contoh:
Meskipun mendung, ia berangkat juga. (kalimat tunggal)
Meskipun cuaca buruk, ia berangkat juga. (kalimat majemuk bertingkat)
21. Anak kalimat pengganti keterangan kuantitas
Contoh:
Mereka berjalan seratus kilometer. (kalimat tunggal)
Mereka berjalan jauh sekali jaraknya. (kalimat majemuk bertingkat)
22. Anak kalimat pengganti keterangan derajat
Contoh:
Udara itu dingin sekali. (kalimat tunggal)
Uadara itu tak terperikan rasanya. (kalimat majemuk bertingkat)
23. Anak kalimat pengganti keterangan modalitas
Contoh:
Mungkin ia meninggal di sana. (kalimat tunggal)
Desas-desus tersiar ia meninggal di sana. (kalimat majemuk bertingkat)
24. Anak kalimat pengganti keterangan perbandingan
Contoh:
Paimo lebih rajin daripada Mopai. (kalimat tunggal)
Paimo lebih rajin daripada orang yang mirip dengannya itu. (kalimat majemuk bertingkat)
25. Anak kalimat pengganti keterangan perwatasan
Contoh:
Semua tahanan dibebaskan, kecuali Basir. (kalimat tunggal)
Semua tahanan dibebaskan, kecuali yang berseragam merah jambu itu. (kalimat majemuk bertingkat)
Cataanak kalimat pengganti obyek/ pelengkaptan:
Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang dipergunakan kalimat langsung dan kalimat tak langsung.
G Kalimat langsung
Ali mengatakan, ”saya pergi kemarin”.
Kata Ali ”saya pergi kemarin”.
G Kalimat tak langsung
Ali mengatakan bahwa ia pergi kemarin.
Kata Ali, ia pergi kemarin.

d. Cucu Kalimat
Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang terdapat cucu kalimat, yaitu anak dari anak kalimat. Cucu kalimat tersebut terjadi jika bagian kalimat dari anakkalimat diubah/ diganti menjadi sebuah kalimat yang dapat berdiri sendiri.
Contoh:
Norief menyepak bola. (kalimat tunggal)
Ia menyepak yang disenangi oleh adiknya. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita)
Ia menyepak yang disenangi oleh yang memakai baju baru itu. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai cucu kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku pada anak kalimat)