Kamis, 30 Desember 2010

MENGKRITIK

1. Rindu kritik dan Nasehat

Kita harus memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, dinasehati, seperti rindunya kita bercermin agar selalu rapih.Kita harus belajar senang mencari kritik dan koreksi dari orang lain.

Kita senang bercermin, sebab bercermin membuat kita tahu rambut bagian mana yang tidak rapih, pipi sebelah mana yang bedaknya terlalu tebal, atau mungkin mata sebelah mana yang masih dihuni mahluk kecil apapun namanya? Karena setelah bercermin, kita bisa benahi rambut yang kusut jadi lebih rapih, dan penampilan yang semrawut berubah jadi baik.
Begitulah semestinya, sikap hati kita terhadap kritik. Akan jadi lebih baik bila persepsi ini senantiasa dihujamkan dalam hati bahwa:
-Kritik itu penting.
-Kritik kunci kesuksesan dan kemajuan.
-Kritik pembuka prestasi dan pengangkat derajat.
-Kritik adalah jalan untuk menjadi lebih baik.

2. Cari & Tanya
Pertanyaan yang kita sampaikan kepada teman adalah jangan bertanya,”bagus tidak ?”, Sukseskah saya ?”. Tapi baliklah bertanya,”Apa yang kurang yang harus saya perbaiki?”, “Apa yang mesti saya sempurnakan?” Kesalahan mana yang perlu dikoreksi ? “Apa yang kurang ya ? Belajar bertanya pada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka lontarkan. Miliki teman-teman yang mau jujur mengoreksi kita.
Bertanyalah kepada istri, suami, anak, atau karyawan, karena sikap ini tidak akan mengurangi kemulyaan !

3. Nikmati Kritik
Persiapkan diri untuk menerima kenyatan bahwa koreksi itu tidak selalu sesuai keinginan dengan kita. Ada kalanya isinya benar, caranya salah.Kita harus bersyukur dan bersabar. Ada masanya isinya benar caranya benar. Menyikapi ini kita sangat bersyukur karena nikmat sekali menerima koreksi seperti ini. Kadang pula terjadi isinya salah, meski caranya benar, kita harus tetap berterima kasih dan memaafkan. Dan yang tidak mustahil adalah isinya salah dan caranya pun, salah! Maka sikap terbaik adalah memaafkan dan menghadapinya dengan kesabaran

4. Evaluasi Diri

Jujur lah pada diri sendiri tentang kritik dan koreksi yang datang. Renungi dalam hati mungkin ini adalah jawaban atas do’a kita untuk minta selalu ditunjuki jalan yang lurus.

SENI MENGKRITIK

Dasar yang penting sebelum kita mengkritik adalah kita menginginkan perubahan menuju keadaan kehidupan yang lebih baik bagi orang yang dikriti . Maka ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan yaitu:

1. Niat Harus Ikhlas
Niatkanlah bahwa koreksi yang disampaikan adalah tulus untuk membantunya tahu akan kesalahannya, mendukungnya agar ia termotifasi untuk memperbaiki dirinya. Jangan merasa lebih tinggi, lebih hebat, karena kesombongan kita mengakibatkan mutu kalimat/kata menjadi rendah. Menggurui atau merendahkan tentunya tidak diharapkan oleh siapapun.

2. Perhatikan situasi dan kondisi
Orang yang sedang senang dengan yang berduka tentu berbeda kepekaannya.Orang yang sehat dengan yang sakit juga berbeda daya terima dalam menghadapi kritik. Maka sebaik-baik situasi adalah keadaan yang tenang, sehat, kondisi hati kedua pihak sedang lapang, dan dilakukan saat situasi yang akrab dan bersahabat.

3. Perhatikan Cara
Yang pertama jangan emosional, jangan memperturutkan hawa nafsu dan kemarahan. Sebab dengan marah akan menjadi tidak jelas apa yang disampaikan. Dan berisiko terhadap kesalahpahaman.
Yang tidak kalah penting, kita harus membantu oang tersebut untuk menemukan solusi terbaik, langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisinya. Gambarkan keuntungan jikalau ia memperbaiki diri. Ini agar ia termotifasi untuk melakukan perubahan, melepaskan sifat-sifat buruknya dan maju untuk meningkatkan prestasinya.
Hasilnya, orang yang dikritik tidak merasa sedang dipojokkan. Ia seakan masuk dalam ruang informasi yang jelas, tidak ragu dan bersyukur karena ia mendapat apa yang dia dibutuhkan.
Pada Prinsipnya orang ingin menjadi lebih baik.Sehingga kita harus meyakinkan bahwa koreksi ini adalah untuk kebaikan dirinya. Sehingga akhirnya orang tersebut justru merasa sangat beruntung menerima kritikan.

4. Pantangan
Pantangan dalam mengkritik adalah jangan sekali-kali mengkritik didepan orang banyak. Karena hal itu dapat diartikan sebagai upaya mempermalukan dirinya. Sehingga selama mendengar kritik kita yang bersangkutan lebih sibuk Manahan rasa malu, repot menghadapi perasaan tertekan, lebih sakit hati dan bahkan memendam dendam dardari mendengarkan koreksi itu.

5. Siap Untuk Ditolak
Kita harus siap bahwa koreksi kita belum tentu diterima. Bisa jadi karena caranya kurang bagus, atau karena dia punya persepsi yang berbeda terhadap apa yang kita anggap layak dikoreksi.

6. Jangan Merasa Berjasa.
Ujian bagi kita, ketika orang yang kita koreksi ternyata mau mengubah dirinya sesuai yang kita anjurkan dan berhasil! Andai kita merasa itu karena jasa kita, hasil kebaikan kita, maka yang demikian sebenarnya yang lebih layak menerima koreksi. adalah diri kita sendiri! Jadi jangan sampai kesuksesan orang membuat kita lupa diri

Setebal-tebalnya telinga, mendengar sebuah kritikan pasti menimbulkan rasa tak sedap. Itu sebabnya kita perlu berhati-hati dalam mengkeritik atau melontarkan keritik ada seseorang sekalipun anda bermaksud baik. Pertimbangkan hal-hal berikut dalam menyampaikan sebuah kritikan.

  1. Fokus pada apa yang menjadi masalah, bukan pada pribadinya
  2. Hindari membuat generalisasi
  3. Sampaikan dengan bahasa sehalus mungkin, tapi jangan sampai mengaburkan makna dan menyebabkan pemahaman yang keliru
  4. Jangan asal mengkritik. Berikanlah gagasan atau solusi untuk membuat hal yang anda kritik menjadi lebih baik
  5. Pilih waktu yang tepat untuk menyampaikannya