KONTRADIKSI
Kau gadis manis jelmaan bidadari
Dan aku persis monyet yang belum mandi
Matamu benung sebening air surgawi
Mataku keruh sekeruh kencing sapi
Kau tersenyum semua lelaki pada kepikut
Aku tersenyum semua gadis pada semaput
Suaramu melengking tinggi dan elok
Suaraku bernada minor seperti suara kodok
Gayamu selalu renyah dan renyai
Gayaku adalah
Aroma ditubuhmu membuat lelaki bernafas terus
Dan bajuku sedap oleh bau kotoran tikus
Tapi apakah kita masih bisa saling bercita ?
TAK LAGI
Tak ada lagi yang bisa kuharapkan
Ketika berdiri ditengah tembok ini
Karena namaku
Telah terpetakkan
Entah untuk yang keberapa kali
Waktu demi waktu
Terbaca satu-satu
Dan
Engkaupun tinggal menunggu waktu
Kapan ajal ketemu
Kini
Aku hanya bisa berkata
“ Tak lama “
Kau akan mandi kesumatku
MADAH RESAH GARONG BEKAS
Dulu saudara!!
Aku adalah seorang garong
Pemetik hidup dari ujung belati
Saudara!!
Aku mau bermadah
Dengarlah dengan bersih hati bocah
Ketika aku disana
Wajah tengadah hati bernyanyi
Hidup memang harus begini
Terpaut buntut tak ter henti
Pak Polisi !!!
Beri aku surat martabat penyambung hayat
Pak Polisi !!!
Hatiku tiada nikmat
Kerja laknat muncrat dari mulu yang hamoir sekarat
Dan
“Angkat bahu”
Jawab pak Polisi tak mau tahu
Saudara!!
Ketika aku dipenjara
Dating dan berkatalah seorang pekabar kabar gembira
“ ANAKKU KERAJAAN SURGA SUDAH DEKAT BERJAGA-JAGALAH’
Saudara !!
Mengapa kabar gembira hanya dimoncong belaka ??
Mana kerja dan buktinya ??
Aku hanya mencicil bila makan injil
Dan pada manusia aku berkata
“ Aku seorang baik-baik saudara “
Marilah ikut aku serta
Mereka tertawa!
Tertawa saudara !!
Tersis\rat artian dari tawa mereka
Haiiiiiii….oooo…iiii
Jangan percaya omong kosong monyong garong
Tetapi kata-kata Rendra menyapa
“ Dan pada penjahat paling laknat
Pandanglah dari jendela hati paling bersih
Karma hati,hati sudah mati
sana sini kosong sepi
Saudaraku
Itulah madahku
Kapan aku jadi temanmu ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar